BBM turun....tapi tarif angkot gak turun..........
tekor nih para pelajar yang angkoters..............
JAKARTA, SENIN — Meski harga premium dan solar hari ini turun, tetapi tidak serta merta diikuti penurunan tarif angkutan umum. Sejumlah pengguna angkutan pun mengeluh.
“Kalau harga BBM naik, para pemilik angkot langsung ramai-ramai menaikkan tarif seenaknya. Namun, giliran turun? ya harus fair dong. Saya tahu kalau sopir itu hanya setor ke
mereka, yang kaya ya tetap saja si pemilik angkot. Setoran lebih besar jika harga BBM turun, sopir terimanya tetap segitu-gitu saja,” ujar Mita (37), karyawati sebuah pusat
perbelanjaan di Jakarta, kepada Kompas.com, pagi ini.
Ibu dua anak ini mengaku sempat menghemat beberapa pengeluaran karena kenaikan tarif angkutan umum sebagai imbas naiknya harga BBM. “Ya, pengetatan anggaran belanja keluargalah,
apalagi tiap hari saya naik angkot yang jika ditotal pulang pergi sebesar Rp 20.000,” tutur wanita yang tinggal di Depok ini.
Hal sama juga dikeluhkan Aditya (28) yang setiap hari berangkat bekerja menggunakan bus kopaja jurusan Blok M-Tanah Abang. “Saya sih belum ada tanggungan keluarga, tapi kalau
harga BBM turun kan seharusnya juga bisa menghemat pengeluaranlah, apalagi pada masa krisis kayak begini,” kata karyawan di sebuah perusahaan asuransi di daerah Tanah Abang ini.
Sementara itu, Agus (31) justru mengharap pemerintah segera menyesuaikan turunnya harga BBM dengan tarif angkutan umum. “Memang sih turunnya tak seberapa, sopir pun banyak yang
mengeluh setoran tetap saja sama, tapi kan pemilik angkot juga tak bisa seenaknya tak menyesuaikan jumlah setoran. Padahal, kalau harga BBM naik, reaksi mereka cepat untuk
menaikkan tarif,” tutur pria asal Semarang ini.
Seperti diketahui, harga premium diturunkan sebesar Rp 500 dari Rp 5.500 menjadi Rp 5.000 per liter. Sebelumnya, pada awal bulan Desember premium pun telah mengalami penurunan
harga dari Rp 6.000 menjadi Rp 5.500. Harga solar pun diturunkan menjadi Rp 4.800 atau turun Rp 700 dari harga semula. Penyesuaian harga ini akan mulai diberlakukan mulai hari
ini.(kompas.com)
Harga BBM Naik, Penumpang Bus Turun 50%
Pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang memicu kenaikan tarif angkutan umum berdampak pada penurunan jumlah penumpang bus antara 30-50 persen. "Hari ini pendapatan
saya hanya separuh dari kapasitas bus yang mencapai 54 orang," kata seorang kondektur bus "Satria" jurusan Purwokerto-Cilacap, Karto (54), di Purwokerto, Senin. Hal itu juga
dirasakan kondektur bus "Asli" jurusan Purwokerto-Sidareja, Agus (40) yang mengaku hanya mendapatkan pemasukan Rp160 ribu sekali jalan. "Padahal, sebelum kenaikan harga BBM,
bisa mencapai Rp325 ribu sekali jalan," katanya. Menurut dia, kemungkinan jumlah armada bus yang beroperasi akan dikurangi jika jumlah penumpang terus menurun. Seperti bus
"Asli", kata dia, dari 36 armada yang dimiliki, hanya saat ini hanya 10 bus yang beroperasi. Penumpang masih menunggu kepastian tarif pemerintah Dia mengaku belum mengetahui
secara pasti penyebab penurunan pendapatan tersebut meski kemungkinan hal itu disebabkan penumpang masih menunggu kepastian tarif yang ditetapkan pemerintah. "Seharusnya
pemerintah segera mengumumkan tarif resminya, jangan seperti sekarang sudah tiga hari belum ada kejelasan," katanya. Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas,
Ratimin mengaku mendapatkan laporan jika ada 40 angkutan umum jurusan Purwokerto-Kebumen yang hari ini tidak beroperasi. Saat melalukan sidak ke Terminal Bus Purwokerto, dia
mengatakan, awak angkutan telah mematuhi keputusan kenaikan tarif sementara sebesar 24 persen yang disepakati Organisasi Angkutan Darat (Organda) Banyumas. "Alhamdullilah, tidak
ada pemogokan walaupun ada penurunan penumpang dan kendaraan yang beroperasi tapi secara umum kondusif," katanya (lintasberita.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar