Senin, 12 Januari 2009

Hidup Jadi Bermakna

Impian, cita-cita, dream, visi, dan masih banyak lagi padanan katanya yang menunjukkan tujuan kita untuk mengarungi hidup ini dengan penuh makna. Impian tidak selalu bagi diri sendiri, tidak selalu harus materi, tidak selalu harus kemewahan.

Impian bisa untuk orang membahagiakan orang lain, untuk kebaikan lingkungan hidup sekitar kita, atau impian sederhana, hanya ingin mengajak nenek kita, orang tua kita, anak kita berkunjung ke Candi Borobudur misalnya.
Impian bisa impian waktu kecil, impian waktu sekolah, impian saat bekerja, impian saat mendapat tekanan dari pihak lain, impian saat sengsara, impian saat mendekati ajal.
Dunia ini berkembang karena impian-impian yang dianggap gila di masanya. Jules Verne bermimpi orang bisa terbang ke bulan, bermimpi orang bisa menyelam di kedalaman laut yang paling dalam. Hari ini hampir setiap enam bulan ada saja penerbangan berawak manusia ke antariksa, bahkan negara-negara besar berkolaborasi mendirikan stasiun angkasa luar di mana manusia bisa tinggal dengan nyaman. Hari ini manusia dapat melihat kedalaman laut yang paling dalam, yang paling gelap yang besar tekanan per incinya, dapat menemukan spesies-spesies baru yang belum pernah dikenal sebelumnya.
Ibu Kartini, memimpikan bahwa wanita sebangsanya bisa mendapat pendidikan yang layak, dapat mengenyam kehidupan yang setara. Hari ini semakin banyak wanita Indonesia mendapat pendidikan tinggi, mempunyai karier setingkat dengan rekan prianya, bahkan presiden kita seorang wanita. Gajahmada bermimpi untuk menyatukan wilayah Majapahit yang luas dengan berpuasa makan palapa. Saat ini bukan hanya wilayah Majapahit bersatu menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia tetapi Satelit Palapa sudah dapat menyatukan negara-negara di Asia Tenggara.
Dengan impian beberapa orang bisa mendapatkan kekayaan sesaat, melalui tebak-tebak nomor. Wah, itu salah satu mimpi juga, tapi jangan diikuti lho.

Tidak ada komentar: