Senin, 12 Januari 2009

Harga BBM naik-turun: Hal yang biasa

Pemerintah kembali menurunkan harga premium menjadi Rp 5000, serta menurunkan harga solar menjadi Rp 4800. Harga premium turun untuk kedua kalinya sedangkan solar baru

pertama kali turun. Bermacam-macam respon keluar dari konsumen tentang penurunan harga BBM ini.


Ada yang mengatakan taktik pemerintah dalam menghadapi pemilu 2009. Ada yang bersyukur terutama para nelayan. Apapun alasan dan latar belakang pemerintah menurunkan harga BBM

yang lebih penting adalah bagaimana agar masyarakat menjadi ‘terbiasa’ dengan kenaikan dan penurunan. Artinya masyarakat mesti sadar betul bahwa yang namanya produk, barang atau

apapun bentuknya akan selalu mengalami dinamika atau perubahan. Dinamika itu penyebabnya bisa bermacam-macam.

Teori ekonomi yang paling sederhanapun bisa menjelaskannya misal; semakin banyak konsumen memburu suatu produk ekonomi maka harganya akan semakin mahal. Begitu sebaliknya.

Proses pembelajaranpun dapat terjadi dengan fenomena naik-turunnya harga BBM. Respon masyarakat berangsur-angsur akan terkontrol dan pada tingkat yang wajar. Tidak akan ada lagi

demo berlebihan yang justeru kontra produktif dan malah akan lebih memperparah suasana.

Sebaliknya pemerintah akan benar-benar mengkaji kenaikan dan penurunan harga BBM atau produk lainnya secara cermat, dari segala aspek tidak hanya aspek ekonomi global saja tapi

yang lebih penting adalah menumbuhkan dan melindungi ekonomi nasional.

Tidak ada komentar: